Kamis, 13 Juni 2013

Mengerti Lebih Dulu

Tidak mudah memang, menemukan orang-orang di sekitar kita yang bisa memahami keadaan, keinginan dan jalan pikiran kita tanpa perlu repot menjelaskan, mengarahkan dan mengemukakannya. Tetapi, sesungguhnya kita memang benar-benar butuh dimengerti, dipahami dan diterima oleh orang lain. Semua upaya yang telah dikerahkan untuk melakukan itu, serasa berlari menabrak tembok: melelahkan dan tanpa hasil jelas.

Kebutuhan emosional untuk berada pada penerimaan publik selalu ada, tidak akan pernah berubah sebagai makhluk sosial. Egosentris kita membawa keadaan diri kita pada keadaan yang tidak pernah cukup untuk mendapatkan lebih banyak dari orang lain.

Jadi, tidak salah mengharapkan orang lain mengerti tentang diri Anda. Juga tidak salah menaruh harapan kepada orang terdekat agar ia mampu memahami apa yang Anda inginkan. Tetapi, sama seperti Anda, orang lain juga mengharapkan hal yang sama. Dan keadaan menjadi sangat tidak terkendali, ketika masing-masing menuntut untuk diutamakan dari yang lain, dan melahirkan berbagai ketidakpahaman, konflik, ketidakadilan, egoisme, kekerasan, dan berbagai tindakan egois lainnya. Ditambah lagi, pada keadaan krisis global seperti sekarang ini, semakin banyak orang berpikir tentang penyelamatan diri sendiri ketimbang memikirkan orang lain.

Mari membuat perbedaan

Kepedulian kita pada diri sendiri, seharusnya sama dengan kepedulian kita pada orang lain. Karena, mereka sesama (sama dengan kita) dan kebutuhan emosional mereka untuk dipahami, juga sama dengan kita. Toleransi adalah kemampuan tertinggi yang kita miliki, yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Bayangkan jika semua manusia di dunia ini berdiri berdampingan mengitari bumi dalam satu garis dan memindahkan sebuah kotak dari satu tangan ke tangan berikutnya. Kotak yang sama yang telah diberikan ke orang berikutnya, cepat atau lambat, akan kembali lagi ketangan kita.

Jadi, apa saja yang kita lakukan pada orang lain di sekitar kita, maka, cepat atau lambat tindakan serupa akan kita terima juga dari mereka. Jika lebih banyak perbuatan baik yang bertajuk kepedulian itu kita tujukan ke lebih banyak orang, kemungkinan kepedulian yang sama itu kembali kepada kita jauh lebih besar. Lakukanlah dulu kepada orang lain apa yang kita inginkan orang lain kerjakan bagi kita. Anda akan tercengang, betapa dahsyat kemampuan energi positif seperti ini berdampak pada kehidupan kita. Sebelum meminta oranglain memahami Anda, cobalah untuk mengerti lebih dulu tentang mereka. Ini sebuah langkah sederhana mengembangkan keahlian toleransi Anda untuk keuntungan berganda nanti.

Sewaktu beranjak dewasa, ayah tidak memperkenankan saya mengendarai mobil meski telah memiliki surat izin mengemudi. Beliau menyatakan 1 syarat kepada kami anak-anak sebelum mengendarai mobil (karena mobil itu milik beliau, kami tidak punya banyak pilihan kecuali taat saja). Kami, diharuskan mengerti lebih dulu tentang cara kerja mesin mobil dan semua bagian penting mobil yang perlu kami ketahui sebelum kami mengendarainya.

Di akhir pekan, adalah waktu untuk ayah menguji kemampuan dan pemahaman kami tentang seluk-beluk mobilnya. Sampai beliau benar-benar yakin, kami telah menguasai semua bagian penting, barulah kami diizinkan menggunakannya. Percayalah, ketika hari seperti itu terjadi, itu merupakan momen bersejarah bagi kami anak-anaknya, melebihi ketika kami memperoleh SIM!

Sekarang, saya memetik buah dari pengajaran beliau yang kala itu kami anggap “keterlaluan.” Kini, saya tak hanya cekatan mengganti ban, saya pun lebih paham dari teman lain untuk tahu membedakan suara mesin yang bermasalah. Bagi ayah, mengetahui proses kerja mesin di mobil jauh lebih menguntungkan ketimbang sekadar mahir mengendarai. Karena, dengan demikian, kita memahami bahwa ketika proses berlangsung, kita berada pada jalur yang aman, yang sebenarnya kita butuhkan lebih dari sekadar mencapai tujuan.

Mengerti lebih dulu, mengantar kita menemukan apa yang kita butuhkan, bahkan menerima lebih dari yang kita pikirkan.

1. Lebarkan Sayap Anda

Toleransi yang Anda miliki sekarang, baik atas keadaan sendiri maupun atas orang lain, dapat lebih melebar jika saja Anda mulai mengembangkan sayap Anda. Temukan hal-hal dalam hidup di mana hal-hal kecil dapat Anda lebarkan lebih luas sedikit; bersabar lebih panjang. Tingkatkan kadar senyum Anda. Jika sebelumnya hanya tersenyum pada orang dikenal, coba tersenyum pada penjaga toko, petugas parkir, satpam dan orang asing yang Anda temui. Sedikit demi sedikit berlatihlah merasa nyaman dalam membuat keadaan Anda menyenangkan untuk orang lain. Ini cara awal memulai mengerti lebih dulu.

2. Tebarkan

Anda tak harus jadi dermawan, jika harta Anda terbatas. Tapi menjadi dermawan tak harus selalu berarti berbagi harta. Percayalah, Anda kaya! Anda dapat membaginya dengan orang lain. Kekayaan hati Anda akan menuntun Anda melakukan hal-hal yang mulia dan nilainya jauh lebih besar dari segala harta dunia yang ada di tangan Anda sekarang. Mulailah memberikan diri untuk mendengarkan orang lain, memberikan semangat, mendorong motivasi sahabat, meluangkan waktu memberikan pengharapan positif dalam keadaan yang negative. Berikanlah pujian kepada teman saat perbuatan baik terjadi. Ajarkan anak-anak tentang kasih sayang sosial. Rentangkan kebiasaan memaafkan. Mulailah mengerjakan bantuan-bantuan kecil sederhana yang dapat membuat hari orang lain di sekitar Anda lebih bersinar dari biasanya. Ini membawa Anda menjadi pribadi yang peduli dengan keadaan orang lain.

3. Terbang Makin Tinggi

Perubahan tidak terjadi dalam sekali tindakan. Seperti air dapat membuat lobang di batu, reaksi terjadi bukan setelah butir air pertama yang jatuh, tetapi ketika telah berjuta-juta butir air terus-menerus jatuh di tempat yang sama. Jangan berhenti peduli. Ini jauh lebih menyenangkan dilakukan ketimbang menuntut orang lain melakukannya bagi Anda. Jadilah seseorang yang mengerti lebih dulu.

sumber: esq


http://www.facebook.com/pages/Indonesian-Learning-Training-and-Education-Centre/242712652534887 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar